Sabtu, 12 Mei 2012

Refleksi dari berbagai musibah

Musibah demi musibah kita saksikan,kita dengar bahkan kita rasakan .Terkadang mengerikan dan hampir-hampir menghilangkan kesabaran.Namun setelah kita buka mata apalagi buka hati,di situlah disadari bahwa apa yang terjadi semua itu adalah dibawah kekuasaan Tuhan.Logika kita kadang habis ,mengapa semua musibah ataupun ujian itu terjadi di luar kontrol logika tadi.Musibah datang dengan tidak mengenal waktu ,tempat dan kepada siapa,serta berbagai versi atau ragam.

Dari sinilah kita berpikir,apa makna atau hikmah dari semua itu? Mungkin tegurankah,ujiankah,atau azabkah?
Jawabannya bisa beragam tergantung sudut pandang orang menyikapinya.Kalau kita telusuri dari kacamata agama,boleh jadi musibah yang terjadi adalah azab karena Tuhan murka atas ulah penduduk bumi yang lupa akan identitasnya.Apalagi saat ini biasa banyak kalangan hanya mengandalkan otak atau logika dibanding kekuatan dan kemahakuasaan Allah SWT.Banyak orang yang terlena akan tipu daya dunia,kemegahan dunia sementara.Lupa kalau semua itu hanya titipan dari Allah.Suatu saat akan diambil oleh yang menitip,yaitu sang Maha Pencipta,sang Maha Kuasa.

Saat ini musibah dapat dirasakan imbasnya oleh siapa saja,kapan saja walau bukan orang yang dihukum oleh Allah atau bukan orang yang langsung bersalah. Itulah bedanya dengan orang-orang terdahulu.Misalnya jika yang bersalah hanya kaumnya Nabi Nuh,maka saat itu yang menerima musibah adalah khusus kaumNabi Nuh.
Kalau kita kaji sekilas keberadaan kita,kehidupan kita di dunia adalah untuk mengabdi kepada sang pencipta,maka pertanyaannya,apakah kita sudah "mengabdi"? Hidup dan mati  dijadikan oleh Allah SWT untuk menguji diantara kita yang terbaik amalnya.

Ilustrasi di atas cukup sebagai bahan renungan,bahan refleksi ataupun pelajaran dari setiap musibah apaun modelnya.Untuk itu kita semakin memantapkan persiapan diri,sadar dan sesadar-sadarnya,kita ini dari mana,ada di mana dan mau kemana.Apapun profesi kita,yang jelas hidup kita akan dipertanggungjawabkan.Kalau ini disadari akan menjadikan diri kita selalu berbuat yang terbaik.Kualitas diri dapat ditingkatkan melalui beramarma'ruf dan bernahi mungkar.Kita beramal saleh,hati tidak pernah kering dari zikrullah.Semua itu merupakan modal kehidupan yang abadi melebihi apa yang kita rasakan nikmatnya dunia ini.

Semoga musibah-musibah yang bertubi-tubi ini akan menjadikan kita kembali ke jalan Allah,memaknai akan kebesaran Allah.Tidak larut dalam musibah itu dan kita hanya berlindung kepada pemilik dunia dan segala isinya ini yaitu Allah SWT. Kita berdoa semoga kita dihindarkan dari segala bala,musibah ataupun fitnah dunia,Amiin ya Rabb!
Penulis: Asmuddin,S.Pd.